Usai sholat Ied di Masjib Agung... saya beranjak hendak pulang. Tapi ketika di parkiran saya menghentikan langkah ketika ada sebuah tas tergolek di dekat kendaraan saya. Dengan hati-hati saya angkat tas itu. Sedikit agak berat. Tapi saya tidak tahu siapa pemilik tas ini.
Rasa penasaran, dengan terpaksa demi untuk mengetahui identitas pemiliknya, saya buka tas itu dan menemukan sebuah amplop besar dari nama sebuah bank. Saya baca didalamnya juga ada nama dan alamatnya serta tulisan sejumlah uang, 5 tumpukan uang pecahan Rp.100 ribu. Saya kaget. Antara bingung dan rasa amanah saya keluar masjid. Uang ini harus dikembalikan ke pemiliknya.
Saya bergegas memacu mobil ke alamat yang ada dibungkusan uang itu. Ketika sampai, saya coba beri salam dan mengetuk pintu pagar rumah. Keluar seorang laki-laki yg sudah berumur berperawakan tinggi, berkulit putih cerah kearab-araban yang menanyakan mau ketemu siapa? Saya bertanya, "Saya mau bertemu Bapak Haji. Apakah ada?"
"Saya nama yang saudara cari. Ada apa ya?" jawab Pak Haji.
"Pak Haji tadi sholat di masjid Agung?", tanya saya.
"Ya. Betul" jawab Pak Haji.
"Pak Haji tadi bawa apa ketika sholat?" tanya saya.
Laki-laki itu menjawab, "Astaghfirullah.. iya .. saya bawa tas coklat dan dari tadi saya mencari-carinya.. Saya lupa dimana nyimpannya." Pandangannya kearah saya penuh selidik.
Saya kembali ke mobil dan mengeluarkan tas yang tadi diketemukan di masjid. "Tas yang ini bukan pak?"
"Ya... yang itu.. Aduh Alhamdulillaah.. terima kasih Nak. Dalam tas ini bapak nyimpan uang dari Bank ." jawab Pak Haji.
"Maaf demi untuk mencari pemiliknya terpaksa saya melihat isinya, Pak.."jawab saya. Saya serahkan tas itu dan minta diri untuk pulang.
Tapi saya ditahan pak Haji, "Tunggu Nak, ada yang ingin bapak sampaikan padamu sebagai rasa terima kasih bapak."
Pak Haji yang berwajah arab ini lalu memanggil nama seorang wanita. Tidak lama kemudian muncul seorang wanita cantik berhijab tersenyum ramah kepadaku. Masya Allah.... hati ini mulai berdetak kencang.
Pak Haji berkata, "Nak ini anak saya. Dia belum menikah. Dia janji akan menikah dengan laki-laki yang baik dan jujur seperti kamu."
Saya kaget. Dengan tergagap saya menyahut, "Maaf pak, saya sudah beristri. Saya belum bilang apa-apa ke istri saya tentang rencana bapak ini."
Pak Haji tersenyum, dia bertanya dengan sabarnya, "Tenang Nak, bapak nanti yang minta izin ke istrimu. Ada nomor hpnya?"
Saya mengangguk lalu memberikan nomor hp tersebut. Pak Haji mencatat nomor HP saya dan langsung menelpon ke istri saya. Tubuh saya tiba-tiba gemetar...saking gemetarnya sampai seperti diguncang-guncang apalagi saat telpon diberikan kepada saya katanya istri saya mau bicara.
Kemudian terdengar suara istri saya sambil menggoyang-goyang tubuh saya...
Pak,... bangun Paak...bangun Pak...
Tolong angkat Gallon Aqua...
---Tamat---